Bandingkan Buni Yani Meresponi Vonis Dengan Ahok, Bagaimana Mau Move On?!

No Comments



Www.sobatpkr.com - Kemarin salah satu yang ikut memprovokasi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai seorang penista agama, Buni Yani, akhirnya menerima nasibnya. Buni Yani kena hukuman 1,5 tahun. Meski hukumannya lebih rendah dari yang didapatkan oleh Ahok, orang yang diprovokasinya, ternyata Buni Yani mengajukan banding.

Buni Yani sendiri tidak ditahan seperti Ahok, karena bebas pun tidak ada juga yang perlu ditakutkan. Hakim tidak takut dia kena ancam dan serangan, dan sebenarnya juga tidak perlu takut kalau dia mau kabur. Karena kalau mau kabur sebenarnya dari kemarin sudah bisa dilakukan. Mungkin karena dana buat kabur tidak ada kali yah. Hahahahahaa......

Menyaksikan vonis Buni Yani, tidak akan pernah bisa kita lepaskan berbicara mengenai Ahok. Karena apa yang dilakukan Buni Yani ini sangat berkaitan dengan Ahok.

Bahkan ada yang memberikan tekanan kepada Hakim bahwa Buni Yani harus lepas karena Ahok telah dinyatakan bersalah. Padahal jelas sekali tidak ada hubungan sebab akibat dalam dua kasus ini.

Saya pun sempat nyeleneh, kalau Buni Yani terbukti bersalah, berarti Ahok tidak salah dong?? Hehehe.. Sebenarnya kalau mau jujur, Ahok tidak salah kok.

Cuman dibuat salah oleh para provokator yang membuat seolah-olah mereka tersakiti dengan pernyataan Ahok. Padahal sejak 2014 saat Ahok jadi Gubernur, mereka ini yah sudah tersakiti. Karena Ahok jadi Gubernur Non Muslim di Jakarta yang mau mereka syariahkan.

Jadi, kalau Buni Yani terlihat dibela oleh kaum intoleran Bumi Datar yang terus menjadi lawan bagi anak bangsa menjadi pemimpin apapun agamanya, kita tidaklah heran.

Bahkan kalau melihat kelakuan Buni Yani yang melakukan mubahalah dan para pendukungnya berteriak hakim dzalim setelah vonis bersalah. Kelakuan kaum mereka ini memang sudah familiar bagi kita.

Dan memang kalau melihat yang hadir, yah orangnya itu-itu juga. Ada Amien Rais, Eggy Sudjana, Neno Warisman, Fahira Idris, dan kroco-kroconya.

Tetapi satu hal yang menurut saya perlu diangkat dalam vonis Buni Yani ini selain besaran hukumannya adalah bagaimana seseorang menghormati hukum negara, walau tidak menerimanya.

Dalam meresponi vonis hukuman, Buni Yani, yang sebenarnya sudah pernah mengaku salah di acara ILC, dengan begini luar biasa tidak malunya terus berorasi menyatakan dirinya tidak salah. Padahal apa yang dipidanakan kepadanya sudah jelas adalah masalah UU ITE dan dia sendiri paham akan hal itu.

Tetapi karena sudah jadi kaum paling benar di negeri ini, dia pun melakukan mubahalah dan bahkan siap mati. Lah sudah mengaku salah kok.

Lain hal dengan Ahok. Meski tidak menerima keputusan hakim, Ahok tetap menunduk dan tidak melakukan aksi teriak-teriak tidak karuan.

Padahal kalau kita lihat gambarannya, Ahok sring digambarkan sebagai sosok yang kasar. Tetapi nyatanya ternyata tidak. Ahok begitu sabar dan berhasil menahan amarahnya atas ketidakadilan yang diterimanya.

Lalu setelah melihat situasi yang berkembang tidak baik, Ahok pun memutuskan membatalkan banding dan menjalani hukumannya. Bukan karena dia bersalah, tetapi karena dia menerima semua kesalahan yang ditimpakan kepadanya.

Sebuah sikap yang pada akhirnya membuat Ahok bukannya semakin meredup Tjahaja Purnamanya malah semakin bersinar, meski di dalam penjara.

Kalau membandingkan dua sikap dua orang ini. Yang satu tampil sangat agamais dan didukung oleh kaum yang mengaku sangat ekstra paling agamais, tetapi kelakuannya malah sangat kasar dan mempermainkan agama dan Kitab Suci.

Sedangkan yang satu, tidak terlihat tampil agamais, bahkan tidak pernah mempertontonkan ibadahnya, malah bersikap sebaliknya. Bagaimana kita bisa move on??

Bisakah kita move on dari kebenaran, ketulusan, dan sebuah integritas yang telah terbukti?? Apakah kita bisa menyingkirkan sosok yang harus terhukum, hanya karena dia tidak mau berbohong dan tunduk dengan kelakuan para politisi penjual agama?? Hanya orang sakit yang akhirnya move on dari seorang bernama Ahok.

Itulah mengapa penjaranya tidak pernah sepi dari orang berkunjung. Karena dia punya daya tarik. Seorang Ketua Umum PKB pun sampai menyediakan waktu untuk menemuinya di Penjara.

Dan melihat sosoknya (maaf saya harus tahan air mata) yang difoto tersebut, membuat saya kembali menyemangati diri sendiri bahwa perjuangan melawan para perongrong negeri ini harus terus dilanjutkan.

Jangan mundur karena anda dikatakan belum move on dan dikatain balas dendam. Apalagi membawa agama anda yang berbelas kasih. Kita bukan balas dendam, tetapi menyerang balik kejahatan yang berlaku curang dan berusaha merebut negeri ini.

Saatnya orang baik tidak lagi sok tampil baik dengan dalih cinta kasih dan damai, kita harus terus bersuara dan fight back kejahatan SARA.


SHARE:

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.