Sandi Membenarkan Pungutan Di RT/RW Kebiasaan,Yang Lumrah..!
Www.sobatpkr.com - Pemahaman nenek lu! Sebuah kalimat yang ditulis Ahok disalah satu halaman anggaran yang diajukan DPRD DKI untuk sosialisasi SK Gubernur DKI. Tidak tanggung-tanggung memang, hanya untuk sosialisasi SK-SK Gubernur, anggaran yang diajukan Rp 8,8 Triliun.
Ahok merasa kesal luar biasa karena adanya pengajuan anggaran yang menurutnya bukan hal yang berguna.
Pemahaman nenek lu! Kalimat yang sama dan tepat untuk dilontarkan ke Sandi. Dengan entengnya dia menyampaikan bahwa pungutan di RT/RW adalah hal yang lumrah selama warga tidak merasa keberatan.
Hal ini terkait adanya pungutan Rp 100 ribu per rumah di RT 02 RW 08, Kelurahan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hasil pungutan digunakan untuk pembersihan dan pengerukan saluran got yang dikerjakan oleh pemborong. Sekretaris RT 02 Januar Rachmanto membenarkan surat yang beredar.
Pemahaman nenek lu! Sandi menyebutkan bahwa banyak RT/RW yang mengutip dan itu tidak dilarang selama ada kerelaan dari warga.
Dengan bangganya Sandi menceritakan ketika ayahnya pernah menjadi Ketua RT. RT/RW memungut biaya yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak tersentuh oleh PPSU. Sementara itu, Anies menyatakan bahwa petugas PPSU tetap dan gaji dinaikkan ditahun 2018.
Kenapa PPSU tidak diperintahkan ? Bukannya itu tugasnya ? Ada APBD, kenapa masih ada pungutan ?
Pemahaman nenek lu! Sandi membenarkan kebiasaan bukan membiasakan yang benar. “Surat cinta” yang datang dari RT/RW kembali menghampiri warga yang selama masa kepemimpinan Ahok dilarang adanya pungutan-pungutan. RT/RW yang selama waktu itu merasa tersiksa tidak ada memungut-mungut, maka dikepemimpinan Anies-Sandi merasa leluasa untuk melakukan pungutan itu kembali. Seperti Sandi yang mengaminkan pungutan-pungutan ke warga, ini menjadi angin segar bagi RT/RW.
Pemahaman nenek lu! Sandi tidak ada niat untuk melanjutkan apa yang sudah diteladankan Ahok untuk tidak melakukan pungutan-pungutan dari warga. APBD yang begitu besar dipergunakan untuk menyejahterakan warga termasuk dalam hal kebersihan.
Jika Ahok jelas bila ada pungutan dari pejabat, kadis, PNS hingga RT/RW ke warga dia akan marah besar.
Ia bisa mengetahui dari laporan-laporan warga yang datang langsung ke Balaikota atau dari aplikasi Qlue. Reaksi berbeda dari Sandi, pungutan yang dilakukan oleh RT/RW adalah hal yang lumrah.
Pemahaman nenek lu! Sandi memang tidak paham -memangnya apa yang dia pahami ya ?- kebiasaan ini bisa berpotensi semacam bancakan dengan melakukan pungutan dari warga dan membuat kegiatan atau program yang tidak jelas bahkan tidak berguna. Atau katakanlah ada sebuah program tapi tidak berkualitas dan tidak sesuai spesifikasi, asal-asalan.
Pemahaman nenek lu! Ahok saja yang sudah tegas, keras dan kepalanya lurus masih saja ada yang mau mencoba berlaku tidak lurus, bengkok. Sandi kepalanya lurus ?
Lihatlah salah satu contoh ini mengenai pungutan ke warga. Itu biasa dan lumrah. Mungkin inilah yang namanya keberpihakan dan sebuah kebahagiaan. Bawahan bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Toh pemimpinnya tidak marah kok.
Pemahaman nenek lu! Melakukan pungutan liar resmi ini akan menimbulkan tindakan koruptif. Sandi tidak memahami ini, malah dianya mengaminkan dan tidak melarang.
Pemahaman nenek lu! Menunggu sikap dari Anies, menyetujui pungutan ini atau tidak. Beretorika membius warga untuk rela memberikan pungutan atau melarang tindakan pungutan
Pemahaman nenek lu!
Salam lumrah…..
SHARE:
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.