Jend Luhut Mengancam, Jend Wiranto Diam, Jend Moeldoko Mendayu Hanya Demi Insyafnya Seorang Amin Rais
wWw.Royalflush88.com - Bukan main saudara-saudara! Tiga jendral purnawirawan, turun bicara untuk menyadarkan Amin Rais, menjernihkan fikiran bapak reformasi itu, demi memberikan penjelasan dengan gayanya masing-masing agar sesepuh 212 itu kembali ke jalan yang benar.
Insyaf dan sadar bahwa negaranya dengan reformasi demokrasi yang dia perjuangkan dulu, pada kenyataannya sekarang sangatlah sesuai dengan harapan dan cita-citanya dulu. Ingat! Dulu.
Saat Mbah Tua Amin Rais itu, belum menepati janji untuk nadzar berjalan kaki, kemudian mengungkapkan tentang pemerintah sekarang yang mengalahkan jagoannya dulu, yang telah mengibuli rakyat. Sontak direspon oleh Pak Luhut dengan gayanya. Pada intinya beliau mengancam dengan tegas, akan membuka kembali dosa-dosa Mbah Amin.
Sebagai anak muda yang berlagak sok tua, saya menerjemahkan respon Pak Luhut yang begitu-itu, sebagai emosi yang wajar-wajar saja. Dan semua itu akan bisa terjadi padi siapapun, misalnya;
"kita sedari dulu melihat teman kita yang setiap harinya meminta rokok, mencuri korek dan itu sudah disadarinya sebagai kesalahan, tapi kita tetap menahan diri, dan kemudian teman kita tadi justru malah menjelek-jelekkan dan menfitnah kita, jadi sangat wajar pada akhirnya jika emosi meledak-ledak karena momentum itu" begitu mungkin perasaan Pak Luhut.
Pak Wiranto beda lagi, beliau memilih diam dalam persoalan Mbah Amin tersebut. Beliau memilih untuk menahan komentar terkait polemik kritik Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais yang menyulut respons Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Wiranto punya alasan mengapa dia memilih untuk diam dan tidak mengomentari pernyataan Amien Rais dan Luhut yang membuat polemik di publik.
"Kalau meneduhkan, ya lebih baik tidak dikomentari apa-apa,"
Bagi Wiranto, bila terus dikomentari, maka polemik yang terjadi di publik bisa tidak mereda. Oleh karena itu, Wiranto memilih untuk menahan diri berkomentar.
"Biar saja, ini kan dibawa angin lalu," ucap mantan Panglima ABRI itu. Itu Pak Wiranto. Sumber
Beda lagi dengan Pak Moeldoko. Beliau menyatakan bersedia menjelaskan perihal program pembagian sertifikat tanah yang kini dijalankan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kepada orang yang pernah meminta maaf karena telah mengubah UUD 45 yang merusak Negara, yakni Mbah Amien Rais. Hal ini sekaligus mengklarifikasi tudingan program tersebut merupakan pembohongan.
"Jadi saya pikir, Pak Amien Rais sebagai senior saya. Mungkin kalau diperlukan saya harus menghadap, saya akan menghadap beliau, saya akan jelaskan, ini lho pak yang sesungguhnya," kata Pak Moeldoko.
Pak Moeldoko menjelaskan, ada tiga hal yang dilakukan pemerintah dalam menjalankan reformasi agraria. Yakni:
1.Redistribusi berbagai lahan yang menganggur atau belum termanfaatkan.
2.Legalisasi lahan milik rakyat
3.Menyediakan lahan dalam rangka perhutanan sosial, demi amanah 'reformasi agraria'. Sumber
Ketiga jendral purnawirawan tersebut, hanya demi menghargai senior, dan memanusiakan orang yang sudah tua, yang cenderung pikun, yang masa mudanya plin plan. Memiliki sudut kemanusiaan yang berbeda-beda. Seperti yang saya cantumkan pada judul, ada yang keras, ada yang diam dan ada yang melembek.
Persoalan pada akhirnya nanti bagaimana, apakah Mbah Amin sadar atau semakin menggila, adalah jelas tidak bisa kita lihat dari tiga cara jendral tersebut menyadarkan. Sebab, meskipun ini adalah peristiwa politik, yang mana kita ketahui politik itu bersifat praktis, sesaat dan instan. Saya meyakini kalau perubahan sikap politik elit-elit parpol, masih bisa dipengaruhi oleh perasaan hati yang terdalam.
Yang menurut saya, perasaan terdalam itu juga pasti ada di dalam diri Mbah Amin, dan kemudian dia mau menjadikannya sebagai bahan renungan pribadi, tentang perjalanan hidupnya. Menjelang masa tutup usianya, dan untuk kembali pantas menyandang gelar bapak reformasi. Emang pernah pantas?
=== === ===
Seorang jendral, adalah representesi manusia yang mendekati sempurna yang paling bisa dengan jelas kita lihat di dunia, dalam mengatasi masalah dunia, sama seperti seorang guru besar dan para kiai dengan ribuan santri.
Dan misalnya jika kita temui ada salah seorang, yang kesadarannya tidak mau terbangun, meski ditangani oleh tiga jendral, tiga guru besar dan tiga kiai. Tapi belum juga mau sadar, maka mari kita bacakan surat yasin untuk orang tersebut, agar Tuhan segera menyegerakan apa yang baik untuknya dan untuk orang-orang sekitarnya.
SHARE:
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.