Yang Coba Lempar Isu SARA Tak Paham Kekerabatan di Sumut

No Comments
Yang Coba Lempar Isu SARA Tak Paham Kekerabatan di Sumut



wWw.Royalflush88.com - Kalok ada orang yang coba mainkan isu SARA di Sumut, orang itu pasti gobloknya gak ketulungan. Dan orang yang mengamini isu SARA itu lebih gak ketulungan lagi gobloknya. Pilkada itu masalah manajemen pemerintahan. Gak ada hubungannya dengan agama, suku dan ras. Makanya awak bilang; GOBLOK!!


Kenapa orang Sumatera Utara (Sumut) di perantauan selalu punya banyak teman? Baik yang kaya maupun sederhana, tua ataupun muda, orang Sumut di perantauan pasti punya banyak teman. Pergaulan sangat penting bagi orang Sumut.

Semua ini sudah terbentuk sejak kecil. Bisa dibilang Sumut adalah provinsi paling heterogen, paling banyak campuran suku dan agama dibanding provinsi lainnya di Indonesia.



Sumut adalah miniatur Indonesia. Rata-rata organisasi masyarakat di Sumut diisi oleh berbagai latar belakang suku dan agama.

Menurut survey Setara Institute, dari 10 kota yang memiki toleransi tertinggi di Indonesia 3 di antaranya ada di Sumut, yaitu Pematang Siantar, Binjai dan Tebing Tinggi.

Bahkan Pematang Siantar selama bertahun-tahun menyandang predikat kota yang memiliki toleransi tertinggi di Indonesia. Baru pada tahun 2017 Manado menempati urutan pertama dan Pematang Siantar urutan kedua, walau tak ada nilai toleransi yang berubah di kota ini.

Bagi penduduk Sumut, tidak sulit mencari asal usul seseorang. Selalu ada keterkaitan entah sanak famili, teman atau kampung halaman.

Misalkan jika seseorang merantau dari Sibolga, Mandailing Natal, Tarutung, Padang Sidempuan atau Nias ke Medan, pasti orang tersebut akan bertemu dengan orang yang mempunyai famili ataupun teman di kampung halamannya juga. Jika sudah begitu obrolanpun bakal panjang.

Apalagi kalau sekedar di kota Medan sebagai ibukota Sumut. Meskipun penduduk Medan lebih dari 2,3 juta jiwa, tapi jika dua orang berkenalan, paling tidak mereka pasti ada mengenal satu orang yang sama.

Dalam setiap perayaan hari besar umat beragama, saling bertandang ke rumah teman yang berbeda keyakinan adalah hal yang lazim di Sumut.

Kalau melihat organisasi - organisasi masyarakat atau kepemudaan yang besar (bukan yang kecil) di Sumut anggotanya pasti diisi oleh orang - orang yang berbeda suku dan agama.

Memang, kerukunan ini sepertinya pernah dicoba untuk dirusak pihak-pihak tertentu tetapi selalu kandas.

Pertikaian yang sering terjadi adalah antar organisasi kepemudaan, bukan antar suku maupun agama. Itupun tidak berlama-lama. Kekerabatan sangat kental di Sumut.

Beberapa hari ini beredar di media sosial hal-hal yang berbau SARA yang sengaja diarahkan ke Sumut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek Pilkada. Tujuannya sudah bisa ditebak.

Mereka yang melemparkan isu SARA ini tidak paham persaudaraan di Sumut. Gaya Pilkada DKI mau dibawa-bawa. Karena di sana berhasil lantas mau dicoba di Sumut.



Cara - cara seperti ini bukan gaya orang Sumut. Orang bergaul adalah orang yang tidak pernah memandang perbedaan apapun. Mereka yang mencoba melempar isu SARA tidak paham Sumut.

Bisakah anda bayangkan bagaimana dalam satu organisasi masyarakat di Sumut saling cibir hanya karena beda keyakinan? Organisasi itu akan bubar kalau sibuk dengan perbedaan.

Bisakah orang Sumut tidak berkumpul dengan teman-temannya lagi hanya karena beda keyakinan? Orang Sumut dikenal luwes dalam bermasyarakat.

Kalau di Jakarta bisa dibilang penduduknya kebanyakan perantau yang datang dari seluruh pelosok Indonesia dan tidak saling kenal. Lihat saja arus mudik setiap perayaan umat beragama. Wajar saja penduduk Jakarta terbelah karena hasutan. Dari dulu juga sudah "Siapa elu siapa gua".

Tidak demikian dengan Sumut. Disuruh ke TPS saja untuk memberikan hak pilihnya suka malas. Warga Sumut bisa marah dengan yang mencoba main isu SARA. "Jangan mau kita dilaga-laga", begitulah ucapan orang Sumut.

Memang yang namanya orang mabuk agama ada saja dimana-mana. Tapi di Sumut kelompok ini agak malu-malu dan sulit berkembang.

Bagi beberapa orang di Sumut terkadang adatnya malah lebih dominan dari agamanya.

Jadi jika ada calon Kepala Daerah di Sumut sengaja atau tidak sengaja memainkan isu SARA saat Pilkada, maka ini sebenarnya justru menjadi beban baginya, memagari langkahnya sendiri, karena beresiko ditinggal oleh masyarakat yang tidak suka dengan isu SARA dan akan terbentur jalan buntu jika ingin berkomunikasi dengan kelompok lainnya.

Medan memang lebih kecil dari DKI, tapi DKI jauh lebih kecil dari Sumatera Utara. Pergaulan sangat penting bagi orang Sumut.

Sangking pentingnya, di Sumut ada istilah "modal pergaulan".



AGEN POKER TERBAIK RESMI IDNPLAY TERBESAR DI INDONESIA
Agen Judi Poker Online Terpercaya Bandar Ceme Keliling Capsa Susun Terbaik dengan Jackpot Terbesar di Indonesia Dapatkan Hadiah Jackpot Ratusan Juta Setiap Harinya bersama kami di RoyalFlush88.com . RoyalFlush88 Hadir untuk anda semua Pecinta Judi Poker Online dan Capsa Susun Serta Semua Permainan Judi Kartu Di Indonesia. RoyalFlush88 Tampil Dengan Sistem Teknologi Baru Dan Server Kecepatan Tinggi Akan Membuat Permainan Judi Kartu Online Menjadi Lebih Seru dan Menarik Bersama Teman-Teman Anda Maupun Saingan Anda. RoyalFlush88 Juga Dilengkapi Dengan System Encrypsi Server Yang Tinggi Akan Menjamin Keamanan Data Member RoyalFlush88.



SHARE:

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.